Pages

Wednesday 26 May 2010

Untukmu, Sang Suami Sang Pemimpin

Sebagai atasanku kau memang yang terbaik
kau pandai menarik hati para bawahanmu,
kau juga lihai dalam berkata-kata,
Kau juga cukup terpandang di mata mereka,
Kau disegani banyak orang, termasuk aku..
Ku akui, aku sangat kagum dan takjub akan keberhasilanmu dalam berbagai bidang
Terlebih perekonomian dan Inteligensi yang kau punya..
Aku sangat ingin menjadi sepertimu nantinya,
berhasil dalam membangun ekonomi keluarga dan mempunyai pendidikan yang tinggi
Aku suka semua tentang keberhasilanmu...
Tapi kau baru pantas sebagai pemimpinku
Sebagai atasanku dalam dunia kerja,
Bukan sebagai seorang yang seharusnya aku contoh setiap gerak dan tingkahmu
Tidak sebagai sari tauladan dalam kehidupanku sepenuhnya...
Kau ingin tau kenapa?

Secara materil kau memang ku kagumi,
Tapi secara moril kau belum apa-apanya..
Kau terlalu sibuk dengan pekerjaanmu,
Kulihat kau tak sempat lagi memberikan setetes kasih pada keluargamu,
Kau terlalu membeli semuanya dengan uang yang kau punya,
Kau juga memberi kasih pada seseorang yang tak sepantasnya lagi untuk mu,
Kau terlalu egois dalam menjalankan semua inginmu,
Kau bisa mengaturku, mengatur dia dan juga mereka
Namun kau tak mampu mengatur dan menata hatimu sendiri
Kau anggap semuanya bisa dibeli dengan uang?
Tidak, Semua itu tak bisa lagi kau suguhkan dengan uang..
Cinta mungkin bisa kau beli, kau boleh membeli semua cinta di dunia ini
Tapi kebahagian mereka tak akan tercipta hanya karena uang yang melimpah...
Lihatlah tatapan anak istrimu yang memelas sedikit waktumu,
Aku tau dan sangat menegerti
Aku rasa mereka (anak dan istrimu) juga paham akan hal ini,
akan sangat berharganya waktumu itu...

Namun, sadarkah dirimu bahwa waktu yang mereka minta darimu juga sangat mereka impikan?
Apa kau tidak pernah berfikir untuk menyesal,
Untuk merubah semua ini sebelum cukup terlambat untuk kau jalani..
Apa kau tidak pernah membayangkan,
Andai saja sepulangnya kau dari sini (kantor yang kau agungkan)
Mereka telah pergi dan mungkin juga kau tak akan pernah melihat lagi senyuman mereka,
atau bahkan wajah mereka yang selalu memelas akan sebuah kasih dan pengertian darimu...
atau kerdipan manja istrimu yang selalu menyambut mesra kehadiranmu di depan pintu..?
Mereka tlah menutup matanya utnukmu,
mungkin karna kau selalu menutup mata buat mereka..
Menangis?
Apa lagi yang kau tangisi saat ini?
Hapuslah airmata itu dengan lembaran kertas tisyu yang sangat atau paling mahal sekalipun..
Menyesal?
Apa lagi yang kan kau sesalkan dalam detik ini?
Silahhkan kau kembalikan mereka dengan kuasa uangmu..
Bukankah selama ini kau memperlakukan mereka hanya dengan uang?


Aku sangat yakin mereka (buah dan pujaan hatimu) sangat menghargai dan hormat padamu
Aku juga sangat yakin bahwa wanita yang kau miliki itu sangat mulia hatinya,
Setia menunggumu dari pagi hingga larut malam,
Menyajikan segala kebutuhan yang kau perlukan,
Sebelum ayam berkokok dia telah bangun duluan untuk menyiapkan kebutuhanmu,
Mulai dari makanmu, pakaianmu, bahkan alat kantormu sekalipun atau,
Bahkan sampai memasangkan kancing baju, dasi dan jas keagunganmu,
Menemanimu dari kau datang hingga kau tak lagi ada dipandangan..
Aku juga tau wanita juga suka mementingkan materi (matre),
Tapi itu hanya optional, dalam waktu singkat kau akan melihat semuanya berubah..
Setelah semua apa yang kau jalani bersama hal tersebut takkan ada lagi,
Materi takkan lagi jadi harapan mereka,
Yang mereka impikan hanyalah hati yang bahagia..
Bukan dikelilingi harta benda,
Bila dirimu yang didamba entah berada dimana,
Tak ada disamping mereka saat kerinduan itu datang menyapa..


Wahai sang suami...
Wahai kau sang Pemimpin,
Tidakkah kau menyadari bahwa kau adalah panutan dunia akhirat bagi anggota keluarga?
Kau boleh saja terpandang dengan ekonomimu yang tinggi,
namun Kau juga harus membuat dirimu lebih agung dimata mereka
ketika kau dihadapkan dalam urusan rumah tangamu,
Kau sering keliru, kau lebih sering larut dalam bahagia ambisikerjamu,
Tapi, kau tak melihat keluargamu tak sebahagia hatimu,
Anakmu sering manangis minta sedikit perhatian darimu,
Mungkin dia memang akan menjengkelkan dirimu dengan beragam sikap yang dibuatnya
Namun semua itu hanya semata untuk mendapatkan seberkas tatapan sang ayah,
Sebatas untuk mendapatkan perhatian dari laki-laki yang sangat mereka hormati,
Bahkan kau tak melihat gerak gerik istrimu yang mengambil tingkah
Yang juga sebatas untuk mendapat belaian manja dari belahan jiwanya,
Sepintas untuk membuat suasana yang sepatutnya bisa kau sadari..
Itu memang benar rumahmu, Tempat istirahatmu,
Itu juga surgamu, Tempatmu berbahagia dan membahagiakan,
Tempatmu memadu kasih dan melabuhkan cinta dengan orang-orang yang telah menjadi hak bagimu..


Dan kau jangan hanya sekedar pulang,
untuk melepas penatmu, untuk melepas hasratmu,
Untuk mencari hangat dari dinginnya angin,
Untuk berlindung dari panasnya mentari,
atau hanya untuk berteduh dari rintik hujan..
Kau juga harus peduli terhadap apa yang ada dalam istanamu,
Kau juga semestinya memperhatikan mereka semua
bila memang kau tak ingin sendiri...

Spesial Untuk Kita Semua

No comments:

Post a Comment

Leave your comment here!